Siapa Warren Buffett?
Daftar Isi
- 1 Siapa Warren Buffett?
- 2 Masa Kecil dan Latar Belakang Keluarga
- 3 Pendidikan Warren Buffett
- 4 Awal Karier dan Buffett Partnership Ltd.
- 5 Berkshire Hathaway: Titik Balik Menuju Kesuksesan Besar
- 5.1 a. Awal Mula Berkshire Hathaway
- 5.2 b. Konflik Buffett dengan Manajemen Berkshire Hathaway
- 5.3 c. Mengubah Arah Bisnis Berkshire Hathaway
- 5.4 d. Berkshire Hathaway Bertransformasi Menjadi Konglomerasi Raksasa
- 5.5 e. Perusahaan-Perusahaan yang Dimiliki Berkshire Hathaway
- 5.6 f. Bagaimana Berkshire Hathaway Tumbuh Menjadi Raksasa?
- 6 Metode Investasi Warren Buffett
- 7 Kekayaan dan Gaya Hidup Warren Buffett
- 8 Filantropi: Sumbangan Amal Warren Buffett
- 9 Pelajaran Berharga dari Warren Buffett
- 10 Kesimpulan: Warren Buffett, Investor Legendaris yang Menginspirasi Dunia
Nama Warren Buffett tidak bisa dilepaskan dari dunia investasi. Ia dijuluki “Oracle of Omaha” karena kemampuannya dalam memilih saham yang terus menghasilkan keuntungan besar.
Di usia lebih dari 90 tahun, Buffett masih aktif mengelola Berkshire Hathaway, sebuah perusahaan konglomerasi bernilai ratusan miliar dolar yang memiliki saham di banyak bisnis raksasa dunia.
Bagaimana kisah hidupnya? Apa strategi yang membuatnya sukses? Artikel ini akan mengulas perjalanan Buffett dari masa kecil hingga menjadi salah satu orang terkaya di dunia.
Masa Kecil dan Latar Belakang Keluarga
Kelahiran dan Orang Tua
Warren Edward Buffett lahir pada 30 Agustus 1930 di Omaha, Nebraska, AS. Ia adalah anak kedua dari Howard Buffett, seorang pialang saham yang kemudian menjadi anggota Kongres AS, dan Leila Stahl Buffett, seorang ibu rumah tangga.
Kehidupan keluarga Buffett cukup stabil secara finansial. Ayahnya bekerja di dunia keuangan, yang kemungkinan besar menginspirasi minat Warren dalam investasi sejak dini.
Minat Bisnis Sejak Kecil
Warren kecil sudah menunjukkan bakat luar biasa dalam bisnis dan angka.
Beberapa kisah menarik dari masa kecilnya:
- Di usia 6 tahun, ia membeli sekotak Coca-Cola seharga 25 sen dan menjualnya kembali dengan harga 30 sen per botol.
- Di usia 11 tahun, ia membeli saham pertamanya: 3 lembar saham Cities Service Preferred seharga $38 per lembar. Ketika harga turun ke $27, ia panik. Namun, ketika harga naik menjadi $40, ia menjualnya. Belakangan, harga saham tersebut melonjak hingga $200, yang mengajarkan Buffett pentingnya kesabaran dalam investasi.
- Di usia 13 tahun, ia sudah mengisi laporan pajak pertamanya sebagai seorang pengusaha kecil dengan usaha pengantaran koran.
- Di usia 15 tahun, ia membeli 40 hektar lahan pertanian di Nebraska dan menyewakannya ke petani.
Buffett bukan anak biasa. Sejak kecil, ia sudah memiliki mental pengusaha dan investor sejati.
Pendidikan Warren Buffett
Kuliah di Wharton dan University of Nebraska
Setelah lulus SMA, Buffett masuk Wharton School, University of Pennsylvania. Namun, ia merasa tidak mendapatkan ilmu yang ia cari dan akhirnya pindah ke University of Nebraska, di mana ia memperoleh gelar Sarjana Administrasi Bisnis.
Columbia Business School: Bertemu Benjamin Graham
Buffett ingin belajar lebih dalam tentang investasi. Ia mengidolakan Benjamin Graham, seorang profesor di Columbia Business School dan penulis buku legendaris The Intelligent Investor.
Buffett mendaftar di Columbia dan belajar langsung dari Graham, yang kemudian menjadi mentor terbesarnya. Di sinilah ia mendalami konsep “value investing”, strategi membeli saham yang harganya lebih rendah dari nilai intrinsiknya.
Setelah lulus, Buffett sempat bekerja di firma investasi Graham, yaitu Graham-Newman Corporation, sebelum akhirnya membangun bisnisnya sendiri.
Awal Karier dan Buffett Partnership Ltd.
Pada tahun 1956, setelah Graham pensiun, Buffett kembali ke Omaha dan mendirikan Buffett Partnership Ltd.
Strateginya adalah mengelola modal dari investor dengan pendekatan value investing. Dalam waktu 13 tahun, modalnya tumbuh lebih dari 2.700%, jauh melampaui indeks pasar saham pada saat itu.
Keberhasilannya dalam Buffett Partnership membuka jalan bagi pembelian Berkshire Hathaway, yang kemudian menjadi mesin pencetak kekayaan bagi Buffett.
Baik! Saya akan mengembangkan Nomor 4: Berkshire Hathaway – Titik Balik Menuju Kesuksesan Besar secara lebih mendetail dan sistematis agar semakin komprehensif.
Berkshire Hathaway: Titik Balik Menuju Kesuksesan Besar
a. Awal Mula Berkshire Hathaway
Banyak orang mengira bahwa Warren Buffett sejak awal memang ingin membangun Berkshire Hathaway menjadi perusahaan investasi raksasa. Namun, faktanya tidak demikian.
Pada tahun 1962, Buffett mulai membeli saham Berkshire Hathaway, yang saat itu adalah perusahaan tekstil yang sedang mengalami kesulitan finansial.
Buffett tertarik dengan saham perusahaan ini karena harga sahamnya jauh lebih rendah dari nilai asetnya. Dengan kata lain, ia melihat peluang value investing yang bagus.
Namun, yang terjadi setelahnya bukan hanya sekadar investasi biasa, melainkan perseteruan antara Warren Buffett dan manajemen Berkshire Hathaway saat itu.
b. Konflik Buffett dengan Manajemen Berkshire Hathaway
Setelah membeli cukup banyak saham Berkshire Hathaway, Buffett bertemu dengan pemilik dan CEO perusahaan saat itu, Seabury Stanton.
Stanton menawarkan untuk membeli kembali saham yang dimiliki Buffett dengan harga $11,50 per lembar saham.
Namun, ketika kontrak resmi dibuat, Stanton mengubah harga tawaran menjadi $11,375 per lembar saham tanpa pemberitahuan sebelumnya.
Buffett merasa dibohongi dan diremehkan. Alih-alih menjual sahamnya, Buffett justru membeli lebih banyak saham hingga ia mendapatkan kendali penuh atas perusahaan pada tahun 1965.
Ini adalah keputusan besar yang kemudian mengubah seluruh arah hidup Buffett.
c. Mengubah Arah Bisnis Berkshire Hathaway
Setelah mengambil alih Berkshire Hathaway, Buffett segera menyadari industri tekstil bukanlah bisnis yang menjanjikan dalam jangka panjang.
Ia mencoba mempertahankan bisnis tekstil ini selama beberapa tahun, tetapi melihat bahwa margin keuntungannya rendah, pertumbuhannya lambat, dan persaingan semakin ketat.
Akhirnya, Buffett membuat keputusan besar:
Alih-alih mengandalkan bisnis tekstil, ia mulai menggunakan Berkshire Hathaway sebagai kendaraan investasi untuk membeli perusahaan-perusahaan lain.
d. Berkshire Hathaway Bertransformasi Menjadi Konglomerasi Raksasa
Pada tahun 1967, Buffett mulai membeli bisnis di luar industri tekstil, dimulai dengan National Indemnity, sebuah perusahaan asuransi.
Mengapa Buffett memilih asuransi?
- Model bisnis asuransi menghasilkan “float” (dana premi pelanggan) yang bisa digunakan untuk investasi lain.
- Asuransi memiliki arus kas stabil, yang memberikan modal besar bagi Buffett untuk membeli lebih banyak bisnis.
Keputusan ini menjadi landasan pertumbuhan Berkshire Hathaway di masa depan.
Setelah itu, Buffett mulai mengakuisisi berbagai perusahaan di berbagai sektor industri.
e. Perusahaan-Perusahaan yang Dimiliki Berkshire Hathaway
Saat ini, Berkshire Hathaway memiliki kepemilikan saham di berbagai perusahaan raksasa di dunia. Beberapa yang paling terkenal:
- Apple Inc.
Buffett mulai membeli saham Apple pada tahun 2016, dan sekarang Apple menjadi investasi terbesarnya.
Alasannya?
- Apple memiliki brand yang sangat kuat.
- Loyalitas pelanggan yang tinggi.
- Arus kas yang stabil dari penjualan iPhone dan layanan digital.
Saat ini, nilai investasi Buffett di Apple mencapai lebih dari $150 miliar!
- Coca-Cola
Buffett membeli saham Coca-Cola sejak tahun 1988 dan masih mempertahankannya hingga kini.
Alasannya?
- Coca-Cola adalah brand global yang tidak tergantikan.
- Bisnisnya sangat stabil dan tahan krisis.
- Perusahaan memiliki sejarah panjang dalam membagikan dividen.
Saat ini, Berkshire Hathaway memiliki sekitar 9% saham Coca-Cola, senilai lebih dari $25 miliar.
- American Express
Buffett berinvestasi di American Express sejak 1960-an, setelah perusahaan ini mengalami krisis.
Alasannya?
- American Express adalah pemimpin dalam industri kartu kredit dan pembayaran.
- Memiliki jaringan pelanggan premium yang loyal.
- Keuntungannya terus meningkat dari waktu ke waktu.
Saat ini, Buffett masih memiliki saham besar di American Express.
- Bank of America
Buffett mulai berinvestasi di sektor perbankan sejak lama. Salah satu kepemilikan terbesarnya adalah di Bank of America.
Alasannya?
- Bank adalah bisnis yang memiliki kestabilan jangka panjang.
- Mendapatkan keuntungan dari suku bunga dan pinjaman.
- Memiliki brand yang kuat dan basis pelanggan besar.
- See’s Candies
Pada tahun 1972, Buffett membeli See’s Candies, sebuah perusahaan cokelat premium.
Alasannya?
- See’s Candies memiliki margin keuntungan yang tinggi.
- Merek yang sangat kuat dan loyalitas pelanggan tinggi.
- Bisnis yang tidak memerlukan modal besar untuk terus berkembang.
Hingga saat ini, Buffett masih mempertahankan kepemilikannya di See’s Candies.
- GEICO (Asuransi)
Buffett membeli GEICO, perusahaan asuransi kendaraan, karena melihat potensi besar di bisnis ini.
Alasannya?
- GEICO memiliki model bisnis yang efisien dan berbasis direct-to-consumer.
- Mendapatkan keuntungan besar dari premi asuransi.
- Stabilitas jangka panjang dalam industri keuangan.
f. Bagaimana Berkshire Hathaway Tumbuh Menjadi Raksasa?
Buffett menggunakan strategi yang sangat cerdas untuk membuat Berkshire Hathaway terus berkembang:
- Menggunakan kelebihan dana dari bisnis asuransi (“float”) untuk membeli perusahaan baru.
- Berinvestasi dalam bisnis yang memiliki arus kas stabil dan dapat bertahan dalam jangka panjang.
- Menghindari spekulasi dan hanya fokus pada perusahaan dengan fundamental kuat.
- Menjaga biaya operasional tetap rendah dan tidak boros dalam pengeluaran perusahaan.
- Tidak membagikan dividen, tetapi menginvestasikan kembali keuntungan untuk pertumbuhan lebih lanjut.
Hasilnya?
- Pada tahun 1965, harga saham Berkshire Hathaway hanya $19 per lembar.
- Saat ini, harga saham Berkshire Hathaway Class A sudah lebih dari $500.000 per lembar, menjadikannya salah satu saham termahal di dunia!
Buffett berhasil mengubah Berkshire Hathaway dari sebuah perusahaan tekstil biasa menjadi konglomerasi investasi terbesar di dunia.
Metode Investasi Warren Buffett
Buffett dikenal sebagai salah satu investor paling disiplin dan konsisten di dunia. Berikut adalah prinsip utama yang ia pegang:
a. Value Investing
Buffett membeli saham perusahaan yang harganya lebih murah daripada nilai intrinsiknya.
b. Investasi Jangka Panjang
Ia percaya bahwa saham terbaik adalah saham yang bisa dipegang selamanya. Ia jarang menjual saham, kecuali jika fundamental perusahaan memburuk. Filosofi investasi jangka panjang ala warren buffet terbukti berhasil dan banyak investor indonesia mengikutinya.
c. Berinvestasi dalam Bisnis yang Dipahami
Buffett tidak berinvestasi di perusahaan yang model bisnisnya tidak ia pahami. Inilah alasan mengapa ia tidak membeli saham teknologi di awal kariernya.
d. Manajemen yang Baik
Buffett mencari perusahaan yang dipimpin oleh manajemen yang jujur, kompeten, dan berpikir jangka panjang.
e. Hindari Utang yang Tidak Perlu
Buffett tidak suka mengambil risiko besar dengan utang. Ia percaya bahwa perusahaan yang sehat adalah perusahaan yang bisa bertahan tanpa ketergantungan pada utang besar.
Kekayaan dan Gaya Hidup Warren Buffett
Dengan kekayaan lebih dari $100 miliar, Warren Buffett bisa hidup mewah. Namun, gaya hidupnya tetap sederhana dan hemat:
- Masih tinggal di rumah yang ia beli tahun 1958 seharga $31.500.
- Tidak memiliki mobil mewah.
- Sarapan di McDonald’s setiap pagi dengan menu yang sama selama puluhan tahun.
- Tidak memakai jam tangan mahal atau pakaian desainer.
Buffett lebih memilih menginvestasikan uangnya dibandingkan menghamburkannya untuk gaya hidup mewah.
Filantropi: Sumbangan Amal Warren Buffett
Buffett tidak hanya dikenal sebagai investor, tetapi juga filantropis terbesar dunia.
- Pada tahun 2006, ia berjanji untuk mendonorkan 99% kekayaannya untuk amal.
- Ia menyumbangkan lebih dari $40 miliar ke Bill & Melinda Gates Foundation.
- Ia ikut mendirikan “The Giving Pledge”, gerakan yang mengajak miliarder dunia untuk mendonasikan sebagian besar kekayaannya.
Sikapnya menunjukkan bahwa kekayaan bukan hanya untuk dinikmati, tetapi juga untuk membantu orang lain.
Pelajaran Berharga dari Warren Buffett
Dari kisahnya, ada banyak pelajaran yang bisa kita ambil:
- Mulai investasi sejak dini.
- Fokus pada bisnis yang dipahami.
- Jangan spekulasi jangka pendek, bersabarlah.
- Beli perusahaan, bukan hanya saham.
- Kehidupan sederhana membawa kebahagiaan sejati.
Kesimpulan: Warren Buffett, Investor Legendaris yang Menginspirasi Dunia
Warren Buffett membuktikan bahwa kesuksesan dalam investasi tidak datang secara instan. Dibutuhkan kesabaran, kedisiplinan, dan strategi yang tepat.
Dari anak kecil yang menjual Coca-Cola, ia tumbuh menjadi investor paling dihormati di dunia.
Bagaimana menurutmu strategi Warren Buffett? Apakah kamu tertarik menerapkan prinsip investasinya? Berikan tanggapanmu di kolom komentar!