
Investasi saham selalu menjadi topik menarik bagi banyak orang, terutama ketika mencari saham termurah yang memiliki potensi kenaikan signifikan. Tahun 2025 menawarkan berbagai peluang bagi investor yang ingin memaksimalkan keuntungan dengan memilih saham-saham berharga terjangkau namun menjanjikan. Berikut adalah beberapa saham yang patut dipertimbangkan:
1. PT Astra International Tbk (ASII)
Daftar Isi
- 1 1. PT Astra International Tbk (ASII)
- 2 2. PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO)
- 3 3. PT Mayora Indah Tbk (MYOR)
- 4 4. PT Aneka Tambang Tbk (ANTM)
- 5 5. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI)
- 6 6. PT Indosat Ooredoo Hutchison Tbk (ISAT)
- 7 7. PT Bukit Asam Tbk (PTBA)
- 8 8. PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM)
- 9 9. PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR)
- 10 10. PT Adi Sarana Armada Tbk (ASSA)
- 11 Strategi Memilih Saham Termurah dengan Potensi Kenaikan di 2025
- 12 1. Perhatikan Fundamental Perusahaan
- 13 2. Melihat Tren Industri
- 14 3. Menganalisis Valuasi Saham
- 15 4. Memantau Sentimen Pasar
- 16 5. Memanfaatkan Momentum Musiman
- 17 Rekomendasi Saham Murah Potensial di 2025
Astra International adalah konglomerat yang bergerak di berbagai sektor, termasuk otomotif, agribisnis, dan infrastruktur. Dengan pemulihan ekonomi dan peningkatan permintaan kendaraan, saham ASII memiliki prospek cerah. Target harga untuk saham ASII adalah Rp5.650, dengan potensi kenaikan sebesar 25%.
2. PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO)
Hasil merger antara Gojek dan Tokopedia, GOTO beroperasi di sektor e-commerce dan layanan digital. Perusahaan ini diperkirakan akan terus berkembang pesat. Dengan target harga Rp95, saham GOTO memiliki potensi kenaikan sebesar 48%, mengingat posisi kuatnya di pasar digital Indonesia.
3. PT Mayora Indah Tbk (MYOR)
Mayora Indah adalah perusahaan besar di sektor makanan dan minuman. Dengan target harga Rp3.500, saham MYOR diperkirakan memiliki potensi kenaikan sekitar 31%. Perusahaan ini terus menunjukkan kinerja baik dengan produk yang kompetitif di pasar domestik maupun internasional.
4. PT Aneka Tambang Tbk (ANTM)
ANTM adalah perusahaan tambang dengan cadangan logam berharga, seperti emas dan nikel. Saham ANTM diberikan target harga Rp1.900, dengan potensi kenaikan sekitar 27%. Kenaikan harga komoditas logam, terutama nikel, dapat memberikan dampak positif bagi kinerja Antam di masa mendatang.
5. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI)
Sektor perbankan juga menawarkan peluang menarik. Bank Rakyat Indonesia (BBRI) menjadi pilihan utama karena prospek pertumbuhan laba yang solid dan manfaat dari lingkungan suku bunga yang lebih rendah. Dengan jaringan luas dan fokus pada segmen mikro, BBRI memiliki potensi pertumbuhan yang signifikan.
6. PT Indosat Ooredoo Hutchison Tbk (ISAT)
Di sektor telekomunikasi, Indosat Ooredoo menawarkan peluang besar seiring dengan ekspansi jaringan dan peningkatan basis pelanggan. Dengan fokus pada peningkatan layanan dan inovasi, ISAT diproyeksikan akan mengalami pertumbuhan yang positif di tahun 2025.
7. PT Bukit Asam Tbk (PTBA)
Perusahaan tambang batu bara ini memiliki fundamental kuat dan permintaan global yang masih tinggi. Dengan dividen yield yang menarik, PTBA cocok bagi investor yang mencari pendapatan pasif. Namun, perlu diperhatikan bahwa harga batu bara sangat fluktuatif dan dipengaruhi oleh permintaan global.
8. PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM)
Sebagai perusahaan telekomunikasi terbesar di Indonesia, Telkom memiliki pangsa pasar besar dan keuntungan dari pertumbuhan digital serta layanan internet. Dividen yang stabil menjadikan TLKM menarik bagi investor jangka panjang. Namun, persaingan ketat dengan operator seluler lain dan investasi besar dalam infrastruktur bisa memengaruhi margin keuntungan.
9. PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR)
Perusahaan BUMN yang mengelola jalan tol ini berpotensi naik saat Ramadhan, mengingat volume jalan tol akan meningkat seiring dengan mudik Idul Fitri. Pembagian dividen juga nilainya cukup besar, menjadikan JSMR menarik bagi investor yang mencari pendapatan pasif.
10. PT Adi Sarana Armada Tbk (ASSA)
Bergerak di industri jasa transportasi dan logistik, ASSA memiliki potensi pertumbuhan terutama saat Ramadhan dan musim mudik. Kinerja positif dan pendapatan yang tumbuh menjadikan saham ini layak dipertimbangkan.
Strategi Memilih Saham Termurah dengan Potensi Kenaikan di 2025
Memilih saham termurah yang berpotensi naik membutuhkan lebih dari sekadar melihat harga saham yang rendah. Saham murah bukan berarti asal murah, tetapi harus memiliki fundamental yang kuat dan prospek pertumbuhan yang menjanjikan. Berikut beberapa strategi dalam memilih saham murah namun berpotensi menguntungkan di tahun 2025:
1. Perhatikan Fundamental Perusahaan
Saham yang harganya murah tetapi memiliki fundamental buruk bisa menjadi perangkap bagi investor. Oleh karena itu, penting untuk memperhatikan aspek fundamental seperti:
- Laporan Keuangan: Periksa pendapatan, laba bersih, dan rasio keuangan lainnya. Saham dengan laba konsisten dan pertumbuhan stabil cenderung lebih aman.
- Debt-to-Equity Ratio (DER): Perusahaan dengan utang tinggi bisa berisiko jika terjadi tekanan ekonomi. Pilih saham dengan DER yang sehat.
- Return on Equity (ROE): ROE tinggi menandakan perusahaan dapat menghasilkan laba yang baik dari modal yang dimiliki.
Salah satu contoh adalah PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI), yang memiliki rasio keuangan sehat dan pertumbuhan laba yang konsisten.
2. Melihat Tren Industri
Saham yang murah tetapi berasal dari industri yang sedang berkembang memiliki peluang lebih besar untuk naik di masa depan. Beberapa sektor yang berpotensi tumbuh di 2025 meliputi:
- Teknologi dan Digitalisasi: Perusahaan seperti GOTO dan TLKM dapat memanfaatkan transformasi digital yang terus berkembang.
- Komoditas: Harga nikel dan emas yang meningkat bisa mendorong saham-saham tambang seperti ANTM.
- Konsumsi: Sektor ini tetap menarik karena permintaan produk kebutuhan pokok terus meningkat. Saham seperti MYOR memiliki daya tarik di sektor ini.
3. Menganalisis Valuasi Saham
Saham murah juga bisa dilihat dari valuasinya. Beberapa indikator valuasi yang perlu diperhatikan antara lain:
- Price to Earnings Ratio (P/E Ratio): Semakin rendah P/E ratio dibanding rata-rata industri, semakin murah saham tersebut secara valuasi.
- Price to Book Value (PBV Ratio): PBV di bawah 1 menandakan saham diperdagangkan di bawah nilai buku, yang bisa menjadi peluang menarik.
Sebagai contoh, saham PTBA memiliki PBV yang masih terbilang rendah dibandingkan dengan potensi keuntungan dari dividen dan pertumbuhan bisnisnya.
4. Memantau Sentimen Pasar
Selain analisis fundamental dan valuasi, sentimen pasar juga berperan dalam menentukan pergerakan harga saham. Beberapa faktor yang bisa memengaruhi sentimen pasar adalah:
- Kebijakan Pemerintah: Misalnya, kebijakan insentif kendaraan listrik bisa berdampak positif bagi saham ANTM dan sektor terkait.
- Tren Suku Bunga: Suku bunga yang lebih rendah bisa meningkatkan daya tarik saham perbankan seperti BBRI.
- Pergerakan Investor Asing: Jika investor asing mulai masuk ke saham tertentu, bisa menjadi indikasi potensi kenaikan harga saham tersebut.
5. Memanfaatkan Momentum Musiman
Beberapa saham cenderung naik pada periode tertentu. Misalnya:
- Saham transportasi seperti JSMR dan ASSA bisa meningkat saat musim mudik.
- Saham konsumsi seperti MYOR dan UNVR bisa naik menjelang Lebaran karena meningkatnya permintaan produk konsumsi.
- Saham tambang seperti PTBA dan ANTM cenderung bergerak seiring dengan kenaikan harga komoditas global.
Dengan memahami pola ini, investor bisa masuk ke saham yang tepat pada waktu yang tepat.
Rekomendasi Saham Murah Potensial di 2025
Berdasarkan berbagai faktor di atas, berikut beberapa saham murah yang patut diperhatikan di tahun 2025:
- BBRI – Bank dengan fundamental kuat dan prospek pertumbuhan stabil.
- ASII – Diversifikasi bisnis yang luas membuatnya relatif aman.
- MYOR – Bisnis konsumsi dengan ekspansi global.
- ANTM – Sektor tambang dengan potensi kenaikan harga nikel.
- GOTO – Saham teknologi dengan posisi dominan di Indonesia.
Sebelum membeli saham termurah, selalu lakukan analisis menyeluruh. Jangan hanya melihat harga rendah, tetapi pastikan saham tersebut memiliki prospek yang baik di masa depan.

 
 
     
			 
			 
			 
			 
			